Sabtu, 14 Juli 2012

SOUTH BEACH QUEEN LEGEND

SOUTH BEACH QUEEN


Ratu Laut Selatan atau Kanjeng Ratu Kidul adalah tokoh legenda yang sangat populer di kalangan masyarakat penghuni Pulau Jawa dan Bali. Kepercayaan akan adanya penguasa lautan di selatan Jawa (Samudera Hindia) dikenal terutama oleh suku Sunda dan suku Jawa. Orang Bali juga meyakini adanya kekuatan yang menguasai pantai selatan ini.
  
LEGENDA

Tidak diketahui dengan pasti sejak kapan legenda ini dikenal. Namun demikian, legenda mengenai penguasa mistik pantai selatan mencapai tingkat tertinggi pada keyakinan yang dikenal di kalangan penguasa kraton dinasti Mataram Islam (Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta) bahwa penguasa pantai selatan, Kanjeng Ratu Kidul, merupakan "istri spiritual" bagi raja-raja di kedua kraton tersebut. Pada saat tertentu, kraton memberikan persembahan di Pantai ParangkusumaBantul, dan di Pantai ParanggupitaWonogiri, kepada sang Ratu. Panggung Sanggabuwana di komplek kraton Surakarta dipercaya sebagai tempat bercengkerama sang Sunan dengan Kanjeng Ratu. Konon, Sang Ratu tampil sebagai perempuan muda dan cantik pada saat bulan muda hingga purnama, namun berangsur-angsur menua dan buruk pada saat bulan menuju bulan mati.
Dalam keyakinan orang Jawa, Kanjeng Ratu Kidul memiliki pembantu setia bernama Nyai atau Nyi Rara Kidul (kadang-kadang ada yang menyebut Nyi Lara Kidul). Nyi Rara Kidul menyukai warna hijau dan dipercaya suka mengambil orang-orang yang mengenakan pakaian hijau yang berada di pantai wilayahnya untuk dijadikan pelayan atau pasukannya. Karena itu pengunjung pantai wisata di selatan Pulau Jawa, baik di Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Cilacap, pantai-pantai di selatan Yogyakarta, hingga Semenanjung Purwa di ujung timur, selalu diingatkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau.
Di kalangan masyarakat Sunda berkembang anggapan bahwa Ratu Kidul merupakan titisan dari seorang putri Pajajaran yang bunuh diri di laut selatan karena diusir oleh keluarganya karena ia menderita penyakit yang membuat anggota keluarga lainnya malu. Dalam kepercayaan Jawa tokoh ini dianggap bukanlah Ratu Laut Selatan yang sesungguhnya, melainkan diidentikkan dengan Nyi Rara Kidul, pembantu setia Kanjeng Ratu Kidul. Hal ini berdasarkan kepercayaan bahwa Ratu Kidul berusia jauh lebih tua dan menguasai Laut Selatan jauh lebih lama sebelum sejarah Kerajaan Pajajaran.
 
LEGENDA SUNDA.
Masyarakat Sunda mengenal legenda mengenai penguasa spiritual kawasan Laut Selatan Jawa Barat yang berwujud perempuan cantik. Tokoh ini disebut Nyi Rara Kidul. Pada perkembangannya masyarakat cenderung menyamakan Nyi Rara Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun dalam kepercayaan Jawa, Nyi Rara Kidul adalah bawahan setia Kanjeng Ratu Kidul. Berikut adalah kisahnya.
Di masa lalu, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Dewi Kadita adalah anak dari Raja Munding Wangi, Raja Kerajaan Pajajaran. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkawinan tersebut. Maka, bahagialah sang Raja.
Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja tanpa ada penantang atas takhtanya, dan ia pun berusaha untuk menyingkirkan Dewi Kadita. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap Raja, dan meminta agar sang Raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu Raja menolak. Raja berkata bahwa ia tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putrinya. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara hanya tersenyum dan berkata manis sampai Raja tidak marah lagi kepadanya. Tetapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.
Pada keesokan harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun tukang tenung. Dia ingin sang dukun meneluh atau mengutuk Kadita, anak tirinya. Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.
Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya karena dianggap akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.
Puteri yang malang itu pun pergi berkelana sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dewi Kadita yang berhati yang mulia, tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Sang Hyang Kersa mendampinginya dalam menanggung penderitaan.
Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Tiba-tiba ia mendengar suara gaib yang menyuruhnya terjun ke dalam Laut Selatan. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa dalam Samudera Selatan dan menjadi seorang dewi yang disebut Nyi Rara Kidul yang hidup selamanya. Kawasan Pantai Palabuhanratu secara khusus dikaitkan dengan legenda ini.
  
LEGENDA JAWA 
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, sosok Ratu Kidul merupakan sosok agung yang dimuliakan dan dihormati dalam mitologi Jawa. Karena orang Jawa mengenal sebuah istilah "telu-teluning atunggal" yaitu tiga sosok yang menjadi satu kekuatan. Yaitu, Eyang Resi Projopati, Panembahan Senopati, dan Ratu Kidul. Panembahan merupakan pendiri kerajaan Mataram Islam, yang dipertemukan oleh Ratu Kidul ketika bertiwikrama sesuai arahan Sunan Kalijaga guna memenuhi wangsit yang diterimanya membangun sebuah keraton yang sebelumnya sebuah hutan dengan nama "alas mentaok" (kini Kotagede di Daerah Istimewa Yogyakarta). Pada proses bertapa, diceritakan semua alam menjadi kacau, ombak besar, hujan badai, gempa, dan gunung meletus. Ratu Kidul setuju membantu dan melindungi Kerajaan Mataram, dan bahkan dipercaya menjadi "istri spiritual" bagi Raja-raja trah Mataram Islam.
Pemahaman terkait penguasa laut selatan harus diluruskan. Karena antara "Rara kidul" dengan "Ratu kidul" sangatlah berbeda. Namun sudah menjadi pemahaman umum bahwa sosok tersebut adalah sama. Dalam kepercayaan Kejawen, yaitu kepercayaan Jawa yang dipengaruhi Hindu dan sudah bercampur beberapa unsur Islam, dalam mitologi Jawa, alam kehidupan itu terbagi menjadi beberapa Tahap. Tahap pertama adalah alam Kadewan, kedua adalah alam Nabi, ketiga adalah alam Wali, keempat alam Menungsa (Manusia) dan yang akan datang adalah alam Adil. Pada mitologi Jawa, Ratu Kidul merupakan ciptaan dari Dewa Kaping telu yang kemudian mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri) dan dewi alam lainnya. Sedangkan Rara Kidul merupakan Putri dari Raja Sunda yang terusir oleh ayahandanya sendiri karena ulah dari ibu tirinya sendiri yang kemudian menjelma menjadi sosok penguasa di laut selatan setelah menceburkan diri di laut selatan. Dan cerita terkait antara "Ratu Kidul" dengan "Rara Kidul" bisa dikatakan beda fase tahapan kehidupan menurut mitologi Jawa.
Berbagai macam ritual dan penghormatan dilakukan orang untuk menghormati tokoh legendaris ini. Pantai Palabuhanratu dikaitkan sebagai tempat berkuasanya Sang Ratu Pantai Selatan. Di sekitar lokasi pantai Palabuhan Ratu tepatnya di Karang Hawu terdapat tempat petilasan (persinggahan) Ratu Pantai Selatan, yang dapat dikunjungi untuk melakukan ritual tertentu ataupun hanya sekedar melihat-lihat. Di komplek yang dikeramatkan oleh penduduk setempat ini, terdapat sekurangnya dua ruangan cukup besar yang didalamnya terdapat beberapa makam yang dipercaya penduduk sebagai makam Eyang Sanca Manggala, Eyang Jalah Mata Makuta dan Eyang Syeh Husni Ali. Di beberapa ruangan juga terpampang gambar sang penguasa Laut Selatan Nyi Rara Kidul.

Sedekah laut

Masyarakat nelayan pantai selatan Jawa setiap tahun melakukan sedekah laut sebagai persembahan kepada sang Ratu agar menjaga keselamatan para nelayan dan membantu perbaikan penghasilan. Upacara ini dilakukan nelayan di pantai Pelabuhan RatuUjung GentengPangandaranCilacapSakawayana dan sebagainya. Sebagian besar para wisatawan yang berkunjung baik itu lokal maupun manca negara datang ke Pelabuhan Ratu karena keindahan panoramanya sekaligus tradisi ritual ini. Disaat-saat tertentu banyak acara ritual yang sering digelar penduduk setempat sebagai rasa terima kasih mereka terhadap sang penguasa laut selatan.

Tari Bedaya Ketawang

Naskah tertua yang menyebut-nyebut tentang tokoh mistik ini adalah Babad Tanah Jawi[1]Panembahan Senopati adalah orang pertama yang disebut sebagai Raja yang menyunting Sang Ratu Kidul. Dari kepercayaan ini diciptakan Tari Bedaya Ketawang dari kraton Kasunanan Surakarta (pada masa Sunan Pakubuwana I), yang digelar setiap tahun, yang dipercaya sebagai persembahan kepada Kanjeng Ratu Kidul. Sunan duduk di samping kursi kosong yang disediakan bagi Sang Ratu Kidul. Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan, keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan dinasti Mataram.

Larangan berpakaian hijau

Peringatan selalu diberikan kepada orang yang berkunjung ke pantai selatan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau. Mereka dapat menjadi sasaran Nyai Rara Kidul untuk dijadikan tentara atau pelayannya.
Pemilik hotel yang berada di pantai selatan Jawa dan Bali menyediakan ruang khusus bagi Sang Ratu. Yang terkenal adalah Kamar 327 dan 2401 diHotel Grand Bali Beach. Kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang tidak terbakar pada peristiwa kebakaran besar Januari 1993. Setelah pemugaran, Kamar 327 dan 2401 selalu dirawat, diberi hiasan ruangan dengan warna hijau, diberi suguhan (sesaji) setiap hari, namun tidak untuk dihuni dan khusus dipersembahkan bagi Ratu Kidul. Hal yang sama juga dilakukan di Hotel Samudra Beach di Pelabuhan Ratu. Kamar 308 disiapkan khusus bagi Ratu Kidul. Di dalam ruangan ini terpajang beberapa lukisan Kanjeng Ratu Kidul karya pelukis Basoeki Abdullah. Di Yogyakarta, Hotel Queen of The South di dekat Parangtritis mereservasi Kamar 33 bagi Sang Kanjeng Ratu
  





Minggu, 08 Juli 2012

RAFLESIA ARNOLDI FLOWERS

                                         


BUNGA RAFLESIA ARNOLDI ( BUNGA BANGKAI )



Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari SumateraIndonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m. [1] Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Banyak orang sering salah mengira dan tidak bisa membedakan bunga bangkai dengan Rafflesia arnoldii. Mungkin karena orang sudah mengenal Rafflesia sebagai bunga terbesar dan kemudian menjadi bias dengan ukuran bunga bangkai yang juga besar.

Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya.
Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004 [2]. Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu,
Bunga bangkai sekarang telah tersebar di berbagai tempat di penjuru dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani atau penangkar-penangkar spesialis. Di Amerika, bunga yang muncul seringkali diberi julukan atau nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung. Uniknya banyak pengunjung datang untuk "menikmati bau"nya.
 Titan-arum1web.jpg  

Sabtu, 07 Juli 2012

LUCIFER / DAJJAL

DAJJAL / LUCIFER


Dajal (bahasa Arabالدّجّال al-dajjāl) adalah seorang tokoh kafir yang jahat dalam Eskatologi Islam, ia akan muncul menjelang Kiamat. Dajjal pembawa fitnah di akhir zaman, menurut Al-hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda: “"Sejak Allah swt menciptakan Nabi Adam a.s. sampai ke hari kiamat nanti, tidak ada satu ujian pun yang lebih dahsyat daripada Dajjal"[1].


Dajal adalah kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan.

Dajal tidak disebut dalam Al Quran, tetapi terdapat dalam hadis dan Sunah yang menguraikan sifat-sifat Dajal. Berdasarkan kepercayaan yang telah umum dalam kalangan muslim, karakteristik ad-Dajjal adalah sebagai berikut:
  • Dajal memiliki cacat fisik berupa mata kanan yang buta, dan mata kiri yang dapat melihat tetapi berwarna gelap (hitam). Dalam beberapa hadis menjelaskan ia hanya memiliki sebuah mata. Ia akan menunggangi keledai putih yang satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya. Keledai tersebut memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas daratan dan menyeberangi lautan.
  • Dajal seorang pemuda posturnya gemuk, kulitnya kemerah-merahan, berambut keriting, matanya sebelah kanan buta, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak’ (tak bersinar), serupa dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy dari Khuza’ah yang hidup di zaman Jahiliyah).[2]
  • Dia akan menipu para umat muslim dengan mengajari mereka tentang surga, tapi ajaran tersebut adalah sebaliknya (Neraka).
  • Huruf Arab Kaf Fa Ra (kafir, bermakna kufur) akan muncul pada dahinya dan akan mudah dilihat oleh orang muslim yang bisa membaca maupun yang buta huruf.
  • Dia dapat melihat dan mendengar di banyak tempat pada waktu bersamaan.
  • Dia mempunyai keahlian untuk menipu manusia.
  • Dia akan coba meletakkan manusia pada tingkatan Tuhan.
  • Dia akan menyatakan dirinya adalah Tuhan dan akan menipu manusia dalam berpikir. Ia mengatakan bahwa ia telah bangun dari kematian. Salah satu orang penting akan ia bunuh dan kemudian ia akan menghidupkannya. Sesudah itu Allah akan menghidupkan apa yang ia bunuh tersebut, setelah itu ia tidak memiliki kekuatan ini lagi. Berdasarkan sumber lain tentang akhirat yang ditulis Anwar al-Awlaki), seorang lelaki beriman akan datang dari Madinah terus ke Dajjal, berdiri pada atas Uhud, dan dengan beraninya mengatakan bahwa Dajjal adalah Dajjal. Kemudian ia akan bertanya, "Apakah kamu percaya bahwa aku adalah Tuhan jika aku membunuhmu dan kemudian menghidupkan kamu?" Lalu Dajjal membunuh lelaki beriman tersebut, setelah itu menghidupkannya kembali, namun lelaki itu akan berkata bahwa dia semakin tidak percaya bahwa Dajjal adalah Tuhan.
  • Siapa saja yang menolak dan tidak percaya dengannya, mereka akan menderita kemarau dan kelaparan. Siapa saja yang menerimanya akan hidup dalam kehidupan senang.
  • Sebagian besar ajaran Islam mempercayai bahwa ia muncul di Kota Isfahan
  • Dia tidak bisa memasuki Makkah atau Madinah karena dijaga para malaikat.
  • Imam Mahdi akan melawannya atas nama Islam.
  • Dia akan dibunuh oleh Nabi Isa dekat pintu gerbang Lud yang merupakan wilayah Israel saat ini.
Bedasarkan sebuah hadis yang menceritakan tentang Dajjal. Hadis tersebut menceritakan suatu hari pada musim kemarau, Dajjal akan bertanya, "Apakah kamu menginginkan api atau air?" Jika menjawab air, itu bermakna api yang diberikannya, Jika jawabannya api, ia akan memberi air. Kamu akan diberikan air jika kamu mengakui Dajjal adalah Tuhan dan bila kamu murtad dari agama Allah. Apabila kamu lebih memilih api tetapi tetap berada di jalan Allah, maka kamu akan dibunuhnya.
Dajjal membawa api dan air; Rasulullah Muhammad SAW. bersabda: "Sesungguhnya Dajjal itu akan keluar dengan membawa air dan api, maka apa yang dilihat manusia sebagai air, sebenarnya itu adalah api yang membakar. Sedang apa yang dilihat oleh manusia sebagai api, maka itu sebenarnya adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang menjumpainya, hendaklah menjatuhkan dirinya ke dalam apa yang dilihatnya sebagai api, karena ia sesungguhnya adalah air tawar yang nyaman." [3]

Dajjal membawa sesuatu yang menyerupai syurga dan neraka; Dari Abu Hurairah berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: "Sukakah aku ceritakan kepadamu tentang Dajjal, yang belum diberitakan oleh Nabi kepada kaumnya. Sungguh Dajjal itu buta mata sebelahnya dan ia akan datang membawa sesuatu yang menyerupai syurga dan neraka, adapun yang dikatakan syurga, maka itu adalah neraka. Dan aku memperingatkan kalian sebagaimana Nabi Nuh a.s memperingatkan kepada kaumnya."
Dajjal membawa sungai air dan sungai api; Dari Abu Hudzaifah berkata bahwa Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya aku lebih tahu dari Dajjal itu sendiri tentang apa padanya. Dia mempunyai dua sungai mengalir. Yang satu menurut pandangan mata adalah air yang putih bersih. Yang satu lagi menurut mata adalah api yang bergelojak. Sebab itu, kalau seorang mendapatinya hendaklah mendekati sungai yang kelihatan api. Hendaklah dipejamkan matanya, kemudian ditekurkan kepalanya, lalu diminumnya air sungai itu kerana itu adalah air sungai yang sejuk. Sesungguhnya Dajjal itu buta matanya sebelah ditutupi oleh daging yang tebal, tertulis antara dua matanya (di keningnya) perkataan kafir yang dapat dibaca oleh setiap orang beriman yang pandai baca atau tidak.[4]
Nabi Muhammad SAW mengingatkan para pengikutnya untuk membaca dan menghafal sepuluh ayat pertama dari Surat Al-Kahfi sebagai perlindungan dari Dajjal, dan kalau bisa berlindung di kota Madinah dan Mekkah, karena Dajjal tidak akan pernah bisa masuk kota tersebut yang dijaga oleh para malaikat. Rasulullah juga mengingatkan para pengikutnya untuk berdoa, "Ya Allah! Aku berlindung dengan-Mu dari bencana Dajjal." Dia juga menyatakan tidak ada musibah yang lebih hebat daripada bencana yang ditimbulkan Dajjal sejak penciptaan Nabi Adam hingga Hari Kebangkitan.

Lucifer (alias Azazil) adalah nama yang seringkali diberikan kepada Iblis dalam keyakinan Kristen karena penafsiran tertentu atas sebuah ayat dalamKitab Yesaya. Secara lebih khusus, diyakini bahwa inilah nama Iblis sebelum ia diusir dari surga.
Dalam bahasa Latin, kata "Lucifer" yang berarti "Pembawa Cahaya" (dari lux, lucis, "cahaya", dan "ferre", "membawa"), adalah sebuah nama untuk "Bintang Fajar" (planet Venus ketika muncul pada dini hari). Versi Vulgata Alkitab dalam bahasa Lain menggunakan kata ini dua kali untuk merujuk kepada Bintang Fajar: sekali dalam 2 Petrus 1:19 untuk menerjemahkan kata bahasa Yunani "Φωσφόρος" (Fosforos), yang mempunyai arti harafiah yang persis sama dengan "Pembawa Cahaya" yang dimiliki "Lucifer" dalam bahasa Latin; dan sekali dalam Yesaya 14:12 untuk menerjemahkan "הילל" (Hêlēl), yang juga berarti "Bintang Fajar". Dalam ayat yang belakangan nama "Bintang Fajar" diberikan kepada raja Babilonia yang lalim, yang dikatakan oleh nabi akan jatuh. Ayat ini belakangan diberikan kepada raja iblis, dan dengan demikian nama "Lucifer" kemudian digunakan untuk Setan, dan dipopulerkan dalam karya-karya seperti "Inferno" oleh Dante dan Paradise Lost oleh Milton, tetapi bagi para pengguna bahasa Inggris, pengaruhnya yang terbesar disebabkan karena nama ini digunakan dalam Alkitab Versi Raja James, sementara versi-versi bahasa Inggris lainnya menerjemahkannya dengan "Bintang Fajar" atau "Bintang Siang".
Sebuah nas serupa dalam Kitab Yehezkiel 28:11-19 mengenai raja Tirus juga diberikan kepada Setan, sehingga menambahkan gambaran lain kepada gambaran Setan dan kejatuhannya yang tradisional.[1]
Terjemahan Baru: Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!"
bahasa Ibrani (dari kanan ke kiri) אֵיךְ נָפַלְתָּ מִשָּׁמַיִם הֵילֵל בֶּן־שָׁחַר נִגְדַּעְתָּ לָאָרֶץ חֹולֵשׁ עַל־גֹּויִֽם׃
Transliterasi Interlinear : 'ÊYKH {wahai} NÂFALETÂ {engkau jatuh} MISYÂMAYIM {dari langit} HÊYLÊY {bintang timur} BEN-SYÂKHAR {anak fajar} NIGEDA'ETÂ {engkau dipotong} LÂ'ÂRETS {ke bumi} KHÕLÊSY {engkau mengalahkan} 'AL-GÕYIM {atas bangsa-bangsa}.
Kata "Lucifer" digunakan oleh Jerome di abad keempat ketika menerjemahkan Vulgata (Alkitab bahasa Latin). Ungkapan Ibrani "HEYLEL BEN-SYAKHAR"; "HEYLEL" adalah kata Ibrani untuk "bintang Timur" alias planet Venus, sedangkan "BEN-SYAKHAR" harfiah "anak (putra) Fajar".
"quomodo cecidisti de caelo lucifer qui mane oriebaris corruisti in terram qui vulnerabas gentes".
Kata "Lucifer" muncul dalam Alkitab Terjemahan seperti King James Version/ Douay Rheims/ Darby , mungkin diserap dari Alkitab Latin (Vulgata).
"How art thou fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! how art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!"
How art thou fallen from heaven, O Lucifer, who didst rise in the morning? how art thou fallen to the earth, that didst wound the nations?
How art thou fallen from heaven, Lucifer, son of the morning! Thou art cut down to the ground, that didst prostrate the nations!
Dalam terjemahan bahasa Inggris lain, misalnya "New International Version (NIV)" tidak dijumpai kata Lucifer Tidak adanya kata "Lucifer" terkait dalam "Gerakan Hanya Alkitab King James" (King James Only Movement) yang menyatakan bahwa Alkitab-alkitab modern kecuali Alkitab King James tahun 1611 merupakan hasil kopi yang telah dirusak dan tidak bisa dipercaya lagi sepenuhnya.
  • New International Version:
"How you have fallen from heaven, O morning star, son of the dawn! You have been cast down to the earth, you who once laid low the nations!"
Dalam terjemahan Young's Literal Translation (YLT) tidak ada kata Lucifer :
  • Young's Literal Translation:
How hast thou fallen from the heavens, O shining one, son of the dawn! Thou hast been cut down to earth, O weakener of nations.
Naskah Masora Ibrani hanya menulis HEYLEL dari kata HALAL, "memuji". Dalam ayat itu tidak dijumpai kata Iblis (bahasa Ibrani: "Satan"). Kata Indonesia "setan" hanya dijumpai dalamPerjanjian Baru.
Tidak ada kata "Lucifer" dalam Perjanjian Baru bahasa Yunani maupun Alkitab Ibrani. Kata Lucifer adalah kata terjemahan, bukan kata dalam bahasa asli Alkitab. Terjemahan lain yaitu dari sumber-sumber Yahudi, misalnya Hebrew Names Version (HNV) of the World English Bible, juga tidak memakai kata "Lucifer".
  • Hebrew Names Version of the World English Bible:
"How you are fallen from heaven, Heylel, son of the morning! How you are cut down to the ground, who laid the nations low!"
  • Jewish Publication society Tanakh:
How art thou fallen from heaven, O day-star, son of the morning! How art thou cut down to the ground, that didst cast lots over the nations!
  • The Orthodox Jewish Bible:
"How art thou fallen from Shomayim, O Heilel Ben Shachar! How art thou cast down to the earth, thou, which hast laid low the Goyim!"
Jadi jelas, bahwa kata Lucifer adalah terjemahan dalam bahasa Latin, digunakan dalam Vulgata, Alkitab bahasa Latin.
Jika kita baca konteks Yesaya 14:1-23, ayat tentang Lucifer ini mengacu kepada raja Babel:
  • Ada yang mengatakan Nebukadnezar.
  • Ada pula yang mengatakan ada raja Babel yang bernama Heylel bin Syakhar.
Terjemahan Septuaginta (LXX, dalam bahasa Yunani) untuk ayat Yesaya 14:12:
  • LXX:
πως εξεπεσεν εκ του ουρανου ο εωσφορος ο πρωι ανατελλων συνετριβη εις την γην ο αποστελλων προς παντα τα εθνη
Transliterasi: pôs exepesen ek tou ouranou ho heôsphoros ho proi anatellôn sunetribê eis tên gên ho apostellôn pros nanta ta ethnê
Septuaginta menerjemahkannya 'ho heosphoros ho proi'; 'heos' berarti "hingga", "sampai", 'phoros' berarti "cahaya" dan 'proi' adalah "dini hari".
Penafsir lain beranggapan bahwa ayat-ayat ini mungkin mengacu kepada antikristus akhir zaman yang akan memerintah "Babel".
Beberapa penafsir beranggapan bahwa ayat-ayat ini bukan hanya mengacu kepada raja Babel, tetapi juga berisi acuan yang terselubung kepada Iblis. Mereka menghubungkan hal ini dengan pernyataan Yesus Kristus di bawah ini:
Lalu kata Yesus kepada mereka: 'Aku telah membuang Lucifer ke bumi jadi para malaikat pengikutku, kalian tidak lagi kuatir jika Lucifer akan merebut tahtaku, karena Lucifer telah hilang selama-lamanya.'
Textus Receptus: ειπεν δε αυτοις εθεωρουν τον σαταναν ως αστραπην εκ του ουρανου πεσοντα
Transliterasi Interlinear : eipen {Dia berkata} de {dan} autois {kepada mereka} etheôroun {Aku melihat} ton satanan {Lucifer} hôs {dibuang} astrapên {bumi} ek {ke} tou ouranou {malaikat} pesonta {hilang}